Webinar “Serba – serbi Pasien Kanker & Covid 19“
Sabtu, 6 Maret 2021
Speakers :
- Dr.dr. Noorwati Sutandyo, Sp. PD (KHOM )
- Dr. Dedyanto Henky S. M. Gizi
Covid 19 atau singkatan dari Coronovirus Diseasa dan ditemukan pada tahun 2019, sebenarnya ini termasuk dalam kelompok Coronavirus yang sudah ada sejak tahun 1960. Mulai ada dari binatang bisa dari kalelawar, babi dan jerapah yang masuk ke dalam tubuh manusia, penularanya bisa dari binatng ke manusia.
Penularan yang paling banyak dan paling cepat antara manusia dengan manusia diantaranya Small droplets, Larger droplets (misalnya sedang meeting dan makan bersama, direct contact ( bersalaman,cium pipi dan cium tangan ) direct contact with contaminated Surfaces ( alat yg sudah dipegang oleh A kemudian dipegang kembali oleh si B ). D
Ternyata coronavirus pada saat transfusi darah tidak akan menular.
Penularan covid 19 dapat tertular dengan:
- Seseorang yang Covid atau OTG tidak memakai masker dan orang yang sehat juga tidak memakai masker maka penularanya sekitar 99 %
- Covid tidak memakai masker dan orang yang sehat memakai masker maka resiko penularanya sekitar 70 %
- Jika Covid memakai masker dan orang yang sehat tidak memakai masker maka resiko penularanya sekitar 5 %
- Jika Covid memakai masker dan orang yang sehat memakai masker maka resiko penularanya sekitar 1,5 % .
Efek Covid pada pasien Kanker , pasien jadi menunda untuk control kerumah sakit dan kurang deteksi dini, sementara jika pasien kanker menunda pengobatan maka efeknya penyebaran kanker akan semakin cepat dan pengobatan akan semakin sulit.
Siapa saja yg berisiko tinggi apabila terkena Covid 19 ada pasien dengan keganasan / kanker padat, kanker darah, pasien yang mendapatkan imunosuprensia, stroke, diabetes tidak terkontrol, penyakit ginjal, paru , obesitas, penyakit hati dan usia tua.
Ada beberapa cara mencegah Covid 19 dengan cara memakai masker, mencuci tangan , meghindari kerumunan, memakai face shild, dan pencegahan yang lain dengan cara Vaksin.
Vaksin itu sendiri adalah komponen dari Virus yang dilemahkan dan akan merangsang sistem kekebalan tubuh dan membentuk sel – sel antibodi terhadap penyakit.
Adapun tujuan dari vaksinasi untuk merangsang system kekebalan tubuh, sehingga dapat mencegah timbulnya gejala berat pada penyakit – penyakit akibat infeksi, jika banyak yang melakukan imunisasi maka akan terbentuk herd immunity dan ini secara tidak langsung melindungi individu yang tidak bisa mendapatkan vaksin , Vaksin mengandung antigen yang sama dengan antigen penyebab penyakit namun sudah dilemahkan atau dimatikan dan pemberian vaksin tidak menyebabkan orang menderita penyakit tersebut.
Vaksin itu sangant penting karena jika tidak ada orang yang diimunisasi maka penyakit akan menyebar ke semua orang , sedangkan jika yang di imunisai hanya beberapa orang maka penyakit akan menyebar juga ke semua orang dan yang paling penting jika banyak orang yang diimunisasi maka penyebaran penyakit akan dapat diisolasi.
Jika kita mau diimunisasi tidak hanya baik buat diri kita sendiri tetapi baik juga bagi orang disekitar kita, jika kita tidak mau diimunisasi yang rugi tidak hanya diri kita sendiri tetapi lingkungan kita juga akan rugi.
WHO menetapkan prioritas pertama vaksin adalah Pasien Kanker , dimana Amerika dan Austria memprioritaskan pasien kanker yang di vaksin.
Setiap vaksin pasti ada efek sampingnya, dan vaksin ini memiliki efek samping ada reaksi local antara lain nyeri pada tempat suntikan, bengkak dan kemerahan. Reaksi sistematiknya nyeri otot dan sendi, demam, kelehan dan lemas, menggigil dan sakit kepala.
Normalnya efek samping akan membaik dalam beberapa hari , jika efek samping semakin berat segera ke fasilitas kesehatan terdekat.
Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di dalam tubuh kita dan memerlukan waktu bertahun – tahun.
Pasien dengan kanker merupakan kelompok prioritas dan harus diimunisasi apabila vaksin tersedia, imunisasi dianjurkan pada semua pasien yang sedang mengalami terapi aktif kanker , vaksinasi ditunda selama minimal 3 bulan pada pasien kanker yang menjalani transplantasi sel hematopoetik atau terapi rekayasa seluler dan apabila memungkinkan pengasuh dan keluarga yang memiliki kontak dekat harus divaksinasi.
Pasien penyintas kanker layak di vaksin dengan catatan pasien dinyatakan remisi, ECOG 0, status imun selular baik dan tidak ada komorbiditas pada system organ lain yang menjadi kontraindikasi pemberian vakin
Pasien kanker stadium lanjut yang tidak mendapatkan kemoterapi atau terapi target ( hanya dalam perawatan paliatif ) belum dapat ditentukan kelayakanya karena belum ada laporan studi maupun rekomendasi dari asosiasi.
Bagi penderita kanker disarankan mendapatkan vaksin sebelum memulai terapi sistematik.
Vaksinasi menjadi tidak efektif apabila pasien mendapat antibody yang anti terhadap sel B atau sedang menjalani kemoterapi intensif.
Pemberian vaksin Covid 19 pada pasien kanker sebaiknya telah melalui proses konsultasi dengan dokter onkologi untuk menimbnag efektivitas vaksin bagi penderita kanker.
Vaksin bermanfaat dalam meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah timbulnya gejala berat pada penyakit infeksi.
Pasien dengan kanker berisiko mengalami gejala berat Covid 19 jika dibandingkan dengan populasi umum.
Vaksinasi merupakan upaya pencegahan Covid 19 merupakan prioritas bagi pasien kanker.
Pasien kanker dapat divaksinasi dengan mempertimbangkan status terapi kanker , kondisi fisik, serta ada / idaknta komorbiditas.
Malnutrisi adalah ketidakseimbangan atau ketidakcukupan nutrisi atau gizi yang salah, hal ini sering kali dihadapi oleh pasien – pasien kanker. Pada pasien kanker sering kali kebutuhan gizi yang lebih tinggi tetapi tidak diimbangi dengan asupan makan yang cukup.
Malnutrisi pada pasien kanker sering sekali ditandai dengan kurangnya nafsu makan sehinggan menyebabkan penurunan berat badan yang tidak disadari terutama bila disertai dengan masa penurunan masa otot.
Adapun penyebab dari malnutrisi ada beberapa faktor :
- Faktor sel kanker itu sendiri, sitokin itu menekan nafsu makan dan menciptakan metabolisme yang besar, pasien kanker itu sendiri membutuhkan banyak asupan makanan tetapi dia juga mengalami penekanan nafsu makan.
- Faktor terapi memunculkan sariawan, mual dan diare sehingga menyebabkan asupan makanan berkurang.
- Faktor Psikis , mengalami depresi sehingga nafsu makan berkurang.
- Faktor lain seperti lansia atau yang sudah usia lanjut, inaktif yg tidak aktif bergerak.
Sebenarnya malnutrisi itu sudah terjadi pada stadium awal, tetapi banyak pasien kurang menyadari dan baru memperbaiki gizinya pada stadium lanjut.
Pemenuhan gizi yang baik sangat penting bagi pasien kanker untuk itu kita perlu memperhatikan 3 J yaitu Jenis, Jumlah dan Jadwal.
- Jenis
Untuk jenis makanan kita perlu gizi yang seimbang dimana porsi makan harus mengandung karbohidat, protein , lemak , vitamin, mineral dan air. Kemudian pilih makanan yang segar tinggi kalori dan protein dan hindari makanan kalengan, berpengawet, makanan dengan kalori kosong ,terlalu berbumbu dan aroma tajam.
Jenis makanan yng tinggi kalori/ protein antara lain telur, ayam, tuna, oatmeal, salmon, susu, tahu, peanut butter, cottage cheese dan protein bars.
Jenis makanan yang perlu dibatasin seperti tinggi lemak jenuh ( gorengan ), gula, garam ( junkfood, makanan kalengan, bakar dan daging olahan )
- Jumlah
Jumlah kebutuhan kalori, protein dan kebutuhan lemak pada pasien kanker juga meningkat dibandingkan dengan non kanker, dimana asupan kalori dibutuhkan sekitar 30-35 kkal/kg BB/ hari dan kebutuhna protein sekitar 1,2-2 gram/kg BB/hari sedangkan energy dan lemak sekitar 30-50 % dari total kebutuhan harian.
Agar jumlah total asupan kebutuhan perhari terpenuhi maka makan dengan porsi kecil tetapi berulang, kemudian minum obat dengan cairan tinggi kalori dan protein seperti jus dan susu tetapi harus konsultasi terlebih dahulu ke dokter, jangan minum smabil makan karena menyebabkan cepat kenyang tanpa kalori yang cukup hindari juga makanan yang berlemak terlalu banyak.
- Jadwal
Perlu dipersiapkan strategi diet disaat awal terdeteksi dan saat menjalani terapi dan pasca terapi, frekuensi makan ditingkatkan menjadi 7 x perhari tiap ½ – 2 jam dan upayakan makan setiap kali merasa selera makan baik dan makan saat makanan tidak terlalu panas atau dingin.
Selain makanan pasien kanker juga harus memperhatikan olahraga, karena semakin kita tidak bergerak maka otot akan semakin lama pulih.
Manfaat dan olahraga bagi pasien kanker, manfaatnya dapat memperbaiki kualitas tidur, menjaga fungsi kognitif dan imunitas, menjaga kesehatan sendi, tulang dan jantung. Dan sesuaikan dengan kemampuan individu dan status penyakit. Jenis olahraganya seperti jalan sekitar 10-15 menit perhari dan penguatan otot/ beban sekitar 2×10 repetisi yang mengenai otot tangn dan kaki.
Malnutrisi pada pasien kanker dapat menurunkan fektivitas terapi dan QAL pasien dan meningkatkan resiko komplikasi. Sehingga dibutuhkan pemberian nutrisi dengan jumlah, jenis, dan jadwal dan olahraga yang tepat akan menjaga kualitas hidup pasien kanker.
Mengapa nutrisi sangat dibutuhkan pada pasien kanker karena sekitar 80-90% pasien yang mengalami kanker memiliki tanda dan Symptom malnutrisi, 20-40% mungkin mengalami kematian akibat malnutrisi atau komplikasi yang disebabkan malnutrisi dan asupan nutrisi yang adekuat membantu mempercepat proses pemulihan dan menurangi efek samping terapi.
Yang terjadi jika pasien mengalami malnutrisi yaitu:
- perubahan metabolisme tubuh yaitu meningkatnya pengeluaran energy pada saat istirahat sampai 50% disbanding pasien non kanker
- Hilang nafsu makan dapat terjadi karena sel kanker itu sendiri, sumbatan jalan makan, terapi kanker dan dampak psikologis
- Gangguan penyerapan nutrien diakibatkan sel kanker atau efek samping terapi.
Nutrisi yang baik itu nutrisi yang dapat:
- Mencegah dan memperbaiki kekurangan nutrisi
- Membantu pasien mentoleransi terapi
- Meminimalkan efek samping dan kompilkasi terkait nutrisi
- Membantu mempertahankan berat badan dan kondidi fit
- Mencdah kerusakan jaringan – jarigan dan membantu pembentukan jarigan.
Nutrican nutrisi tepat untu pasien kanker dan Nutrican merupakan makanan cair dengan energy dn protein tinggi yang diformulasikan untuk membantu perbaikian gizi pasien penyakit kronis salah satunya pasien kanker.
Pertanyaan Ibu Marta Fitria : Pejuang kanker tiroid sejak tahun 2018, dan akhir tahun lalu terpapar covid 19, kapan waktu terbaik untuk dapat divaksin?apakah perlu cek darah terlebih dahulu?
Jawab: yg pertama periksa terlebih dahulu antibody, kalau antibodinya bagus tidak usah di imunisasi, 3 bulan setelah covid dapat divaksinasi.
Pertanyaan Ibu Erni Yunita: Apakah seseorang yang memiliki kekentalan darah juga sangat berisiko bila terpapar covid 19? Lalu bagaimana untuk menjaga kekentalan darahnya?orang yang terpapar covid 19 mengapa walau sudah dinyatakan negative namun masalah lain muncul seperti Peneumonia? Walau pada anak – anak penyintas Covid juga dapat terjangkit Peneumonia
Jawab : kekentalan darah tidak menjadi kontraindikasi untuk di vaksinasi, untuk pasien yg terkena covid ada yang langsung sembuh dan ada yang harus diberi obat untuk masa penyembuhan sekitar 2 sampai 3 bulan
Pertanyaan Ibu mimi Yunita: Saya pasien kanker sudah matektomi dan sudah kemoterapi , sudah 2 tahun ini minum obat cancer setiap hari, kalau saya habis di bone scan ,apa ada jarak waktu di vaksin?
Jawab: Kalau tidak ada masalah boleh divaksin, karena bone itu sendiri tidak mempengaruhi sel darah putih,segala sesuati yang tidak mempengaruhi sel darah putih boleh langsung di vaksin.
Pertanyaan Ibu Dewi Wakhary : Untuk penyintas kanker mamae yang layak vaksin, masih tetap diperlukan tidak surat rekomendasi dari dr onkologi untuk panitia vaksin?
Jawab : tergantung panitia vaksinya, ada yg butuh surat dan ada yang tidak.
Pertanyaan Ibu Lydia : Masih kemo dan takut riskan covid 19 karena sering ke RS untuk suntik dan transfusi darah:
Jawab: sebenarnya tidak perlu khawatir selama kita mematuhi protocol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan sesering mungkin dan RS juga sudah mempunya SOP agar pasien yang satu dan yang lainnya tidak terjadi kontak fisik, harus terus dilakukan pengobatan jangan mundur.
Pertanyaan Ibu Evelyn : Bisa dijelaskan dok makro dan mikro nutrient yang dibutuhkan bagi seorang pasien covid 19 ?kecukupan vitamin? Dan olahraga apa yang baik bagi seorang pasien dan penyintas? tips2 tetap sehat dalam pandemic?
Jawab: Untuk pasien kanker konsepnya adalah keragaman makanan, harus ada gizi makro dan gizi mikro vitamin dan mineral, untuk pasien kanker gizi makro harus lebih banyak, pemilihan makanan harus lebih selektif kandungan lauk yang protein tinggi ikan, susu dll, kalorinya juga lebih besar, vitamin D didapat dari makanan tetapi harus diaktifkan dengan berjemur, berjemur sekitar 10-20 menit.
Untuk olaharaganya dapat dilakukan 5 kali seminggu sekitar 30 menit.
Pertanyaan Ibu Imelda : Saya saat proses kemoterapi berat badan saya naik, sampai sekarang setelah selesai proses kemopun sudah untuk menurunkan berat badan :
Jawab : bukan focus pada penurunan berat badan tetapi focus pada lemak, menurunkan porsi makan, kalori dinaikkan protein diturunin, kurangin minuman yang manis, porsi makanya dikurangi tetapi aktivitasnya dinaikkan. Makan lebih banyak sayur dan buah dan kurangi kandungan lemak.
Pertanyaan Ibu Galaxy : Saya penyintas CA Colon sejak 2 tahun lalu, apakah saya boleh / aman makan daging sapi?
Jawab : Pada dasarnya boleh tapi harus dibatasi per hari itu sekitar 70 gr, cara pengolahannya jangan dibakar, dan harus diseimbangkan dengan makan sayur dan buah. Dr.
Pertanyaan Ibu Sri Amah : Pasien kanker bolehkah makan gula / manis2 , atau tidak boleh makan nasi ?
Jawab : Untuk pasien kanker sebaiknya asupan gulanya dibatasi,kalau bisa kurang dari 4 sendok sehari, perlu diperhatikan asupan makanan yang lainya diluar dari gula tersebut. Pada dasarnya makan nasi boleh tp porsinya sedikit sekitar 1/4 lebih banyak sayur dan protein.
Take home message
Pasien kanker merupakan orang yang perlu direkomendasikan untuk vaksinasi tujuanya supaya kalo terjangkit covid maka gejalanya tidak akan terlalu berat, pasien kanker merupakan pasien – pasien yang perlu kita lindungi jadi memang vaksinasi itu sangat penting, namun walaupun sudah di vaksinasi masker harus tetap dipakai, face shield dipakai, mencuci tangan dan menjauhi kerumunan.
Untuk pasien kanker sambil menunggu jadwal vaksinasi kita harus tetap menerapkan protocol kesehatan, membentengi dari luar dan lebih penting dari dalam yaitu dengan cara menjaga status nutrisi sehinggan imun kita menjadi optimal termasuk juga nanti setelah menerima vaksin karena bagaimanapun suntikan vaksin itu memicu pembentukan antibody, pembentukan antibody itu harus disertai dengan nutrisi yang baik sehingga pembentukan antibodinya jadi optimal sehingga bisa diterapkan dan dilakukan .